Sabtu, 31 Oktober 2009

psikopatt

PSIKOPAT CINTA



Diam-diam Pacar Kita Psikopat

Awalnya dia begitu manis dan menyenangkan. Semua keinginan kita, dia penuhi. Senyumnya begitu tulus. Tapi, semakin lama kenal kok dia menyakiti kita terus?

Psikopat? Hiii…, dengar istilah ini saja kita sudah merinding. Enggak kebayang deh kalau kita pacaran sama orang yang ternyata... psikopat! Nyatanya, psikopat itu enggak seperti bayangan kita selama ini, yaitu sebangsa Hannibal Lecter yang sangat kejam di film Silence of the Lambs. Jangan kira semua psikopat pasti pembunuh dan berpenampilan sangar. Sering kali mereka justru terlihat bersih, wangi, pintar, dan sangat charming.

Dr Robert Hare, dalam bukunya tentang psikopat, Without Conscience: The Disturbing World of the Psychopaths Among Us, menjelaskan bahwa psikopat adalah gangguan kepribadian yang ditandai tidak menghormati hak orang lain dan kecenderungan melakukan tindakan kejam. Seorang psikopat juga enggak punya rasa empati dan tanggung jawab. Mereka tega memanipulasi dan berbohong tanpa memedulikan perasaan orang lain. Dan hebatnya, kesan pertama kita pada psikopat itu pasti positif. Soalnya mereka pintar ngomong sehingga kelihatan charming dan baiiiik banget.

Masih dalam buku yang sama, Dr Hare berpendapat, psikopat itu belum tentu penjahat. Ratusan ribu psikopat hidup di antara kita. Dari risetnya, Dr Hare menemukan bahwa satu persen dari masyarakat di dunia ini adalah psikopat. Orang itu bisa jadi teman, ibu, bokap, atau pacar kita. Dan mereka begitu pandai "membungkus" diri dengan perilaku yang begitu baik sehingga kita sendiri enggak sadar sudah dimanipulasi.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, belum tentu psikopat adalah penjahat. Orang biasa pun bisa jadi psikopat. Tipe orang semacam ini, menurut Dr Hare, masuk dalam kategori subclinical psychopath. Merekalah para pemangsa yang memesona. Mereka enggak mampu membuat ikatan emosional dan memanipulasi orang-orang untuk keuntungannya. Mereka yang masuk dalam kategori ini adalah orang yang suka mukulin pasangannya, orang yang sadar telah menderita AIDS tapi tetap berhubungan seks tanpa pengaman, dan mereka yang morotin duit pacarnya.

Menurut Roslina Verauli, psikolog, psikopat bukan termasuk gangguan jiwa.
"Untuk masuk ke dalam kategori gangguan jiwa, ia harus punya tiga kriteria. Dia merasa stres, enggak mampu berfungsi secara normal, dan punya risiko kesehatan. Nah, psikopat enggak merasakan ketiga hal ini. Jadi penderita psikopat itu tidak merasa terganggu, walaupun perilakunya berbahaya," ujar Vera.

“ Psikopat juga bisa disebabkan kesalahan pola asuh.” Tambahnya. Saran Tieneke,“Waspadai anak yang pemarah, suka berkelahi dan melawan, melanggar aturan merusak, dan bengis terhadap hewan serta anak yang lebih kecil”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar